Selasa, 27 Desember 2011

Al-Qur’an pada zaman rasul


Al-Qur’an pada zaman rasul

            Aloys Sprenger mengatakan bahwa Muhammad sebagai penyampai Al-Qur’an untuk orang yang buta huruf bukan ditulis diatas kertas.
            Hirsffeld mengatakan bahwa Muhammad tidak menghimpun Al-Qur’an menjadi sebuah mushaf supaya Muhammad bebas untuk merubah ayat – ayat yang tidak sesuai lagi dengan keadaan.
Bantahan
            1. Pada zaman Rasulullah sudah ada perintah langsung dari nabi Muhammad kepada beberapa sahabat untuk menulis Al-qur’an di dalam sebuah lembaran – lembaran. Tetapi ada yang di himpun di dalam dada para sahabat yaitu berupa hapalan. Pada zaman rasul pun, sebenarnya sudahnya ada di kalangan sahabat yang memiliki inisiatif untuk menulis Al-Qur’an ( hapalan ) di pelapah qurma. Dll. Hal ini dilakukan agar para sahabat tidak lupa dengan hapalan mereka. Namun, inisiatif ini tidak diperintah oleh rasul.
            2. Alasan lain kenapa Al-Qur’an tidak dihimpun di dalam sebuah mushaf pada zaman rasul karena rasul masih hidup. Jadi orang – orang yang yang ingin  belajar tentang al-quran dapat menanyakan langsung kepada rasulullah.

            Daniel A Madigan mengatakan bahwa makna “ Al-Kitab “ di dalam Al-Quran bukan merujuk pada sebuah mushaf ataupun buku, yang umumnya diterima dengan makna mushaf tertutup. Ia lebih merupakan symbol dari sebuah proses keterlibatan tuhan dan manusia yang berterusan keterlibatan yang kaya dan beragam, namun langsung dan spesifik di dalam ucapannya yang hal tersebut tidak akan dapat di pahami di dalam sebuah kanon yang tetap / terbatas kepada diantara dua sampul.
Bantahan
            Perkataan Daniel Madigan Al-Quran bukan sebagai kitab karena kata “ kitab “ merupakan sesuatu hal yang suci dan mereka ( kaum Yahudi ) tidak menginginkan hal itu.   
3. Al-Qur’an pada zaman Abu Bakr dan Umar

Berbicara masalah Al-qur’an,tentunya kita harus pertama kali meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa,Al-qur’ann adalah Manhaj/Pedoman hidup/way of life Umat Islam bahkan umat manusia baik di Dunia maupunn di Akhirat.Namun dalam hal ini kita akan sedikit membuka apa yang telah terjadi di muka bumi ini, dimana ada sekelompok orang yang meragukan kebenaran Al-qur’an yang kita jadikan pedoman hidup ini.Yakni pada zaman Abu Bakr dan Umar.
Dalam masa ini setidaknya ada sekelompok orang yang ingin memporak-porandakan Al-qur’an agar terjadi kekacauan dalam meyakini bahwa Al-qur’an telah di himpun pada zaman Abu bakr dan Umar, Mereka adalah sebagai berikut :
            1. Leone Caentani {1935 M )
            2. Friedrich Schwally ( 1919 M )
            3. Jeffery
            4. Richard Bell
            5. Regis Blachere
            6. Mustafa Mandur ( Orang muslim )
Mari kita buka apa yang telah mereka kemukakan tentang pandangan mereka terhadap Al-qur’qan ini.

1. Leone Caentaini ( 1935 M )
            Dia adalah orang yang paling pertama menolak Al-qur’an telah di himpun pada zaman Abu Bakr.Bayangkan selama 20 tahun ia menulis sepuluh jilid buku mengenai keIslaman,bayangkan seorang Non-Muslim berani mengomentari Islam sampai-sampai menulis kedalam buku sebanyak itu, Di dalam karyanya ia menolak Hadist yang menyatakan bahwa Al-qur’an pertama kali di himpun pada zaman Abu bakar.Dalam pandangan Dia hadist tersebut bertujuan untuk menjustifikasi/menghukum tindakan Uthman menghimpun Al-qur’an.

2.Friedrich Schawally ( 1919 )
            Hal senada juga di katakan Schwally bahwa ia menolak riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa Al-qur’an telah di himpun pada zaman Abu Bakr,Dia beralasan bahwa : - Hadist yang mengkaitkan Al-qur’an di himpun dengan banyaknya para Qurra meninggal dalam perang Yamamah sebenarnya palsu karna dua faktor :Pertama para Qurra yang meninggal pada perang yamamah sedikit sekali. Kedua keterkaitan antara di himpunnya Al-qur’an dengan banyaknya para Qurra yang menin ggal dalam perang Yamamah tidak logis.Alasannya ketika Muhammad hidup Al-qur’an telah ditulis secara bertahap,jadi tidak tepat menjadikan kematia para Qurra sebagai alsan untuk menghimpun Al-qur’an.Kemudian ia memandang terdapat perbedaan riwayat apakah bAl-qur’an yang di himpun pada zaman abu bakar identik dengan yang di himpun pada zaman Uthman..Menurut Dia ada hal yang aneh karena Uthman telah menunjuk sebuah tim lagi untuk menghimpun Al-qur’an yakni Zayd. Kemudian jika Al-qur’an yang di himpun Abu bakr dan di wariskan kepada Umar merupakan edisi resmi maka, terdapat kontradiktif.Umar mewariskan mushaf yang di himpun pada zaman Abu Bakr itu kepada Hafsah bukan kepada Uthman.berarti ini tidak resmi katanya.

3. Jeffery
            Ia Berpendapat bahwa teks yang dihimpun pada zaman Abu bakr bukanlah teks revisi resmi.Teks tersebut merupakan koleksi pribadi di buat untuk kalfah Abu Bakr.Ia juga meragukan ketidak percayaannya bahwa ketika menjadi khalifah ia mampu menghimpun Al-qur’an padahal tugas tersebut sangat berat. Begitu juga dengan Richard Bell, katanya teks yang di kumpulkan atas perintah Abu Bakr itu adalah teks pribadi bukan bukan teks revisi resmi.  
            Pertama sampai wafatnya Muhammad,tidak ada rekaman wahyu yang otoritatif dan tersusun,padahal Muhammad sendiri telah mengumpulkan dan menyusunnya dan di ketahui oleh para sahabat.Kemudian tidak kesepakatan mengenai siapa sebenarnya yang menggagas untuk menghimpun Al-qur’an Umar atau Abu bakar.Lalu ia menganggap bahwa para Qurra yang meninggal adala hanya dua orang saja.kemudian menganganggap tidak punya kekuatan penuh yang di terima oleh kaum muslimin.Dan yang paling penting menurut Bell seandainya Zayd menghimpun mushap yang resmi maka Umar tidak akan menyerahkan teks tersebut kepada Hafsah.

4. Regis blachere
            Ia menyatakan Abu Bakar dan Umar menyuruh Zayd menghimpun Al-qur’an karena perasaan inferior dibanding para sahabat lain yang lebih dahulu memiliki musha.

5. Mustafa Mandur
            Sementara pemikir muslim yang satu ini sedikit terbawa arus; ia berpendapat bahwa motivasi yang mendorong Abu  bakar dan Umar adalah perasaan rendah diri dan menganggap mushaf tersebut adalh harta pribadi  
Itulah sekelompok orang yang mencoba mengotak-ngatik Kebenaran Al-qur’an, Namun tentunya kita harus meluruskan pendapat mereka tersebut dengan argumen yang tentunya dapat menepis pemikiran Mereka, Di bawah ini adalah  Argumen-argumen untuk menolak pendapat para orientalis tersebut.
1. Dalam menolak kompilasi Abu Bakar yang beralasan terdapat perbedaan pendapat kapan sebenarnya terjadinya perang Yamamah itu tidak tepat, karena menurut Al Tabari perang Yamamah terjadi pada tahun 11 Hijriah. Kemudian menurut Ibnu Qani pada akhir tahun 11 Hijriah, kemudian Ibnu Katir berpendapat bahwa perang tersebut bermula pada tahun 11 Hijriah dan pada tahun 12 Hijriah, sehingga terdapat waktu paling sedikit beberapa bulan untuk menghimpun Al Qur’an. Jadi, fakta Al Qur’an telah dihimpun pada jaman Abu Bakar memang terjadi bukan rekayasa.
2. Al Qur’an sudah ditulis oleh para sahabat yang masih tercecer diberbagai tempat, namun pada saat itu belum dihimpun dalam sebuah mushaf. Kekhawatiran Bell tidak beralasan bahwa para sahabat tidak ada yang menghafal Alqur’an,Justru Al-qur’an bukan hanya di tulis namun juga di hafal.dan dalam hal ini Rasulullah sendiri menyuruh berhatu-hati untuk menulis Al-qur’an.
3.Hadist yang menyatakan apakah Abu bakar atau Umar yang menggagas pertama kali mengenai kodifikasi Al-qur’an tidaklah bisa di jadikan alasan untuk menolak adanya kodifikasi Al-qur’an pada zaman Abu bakar,hadist tersebut sama sekali tidak menafikan kodifikasi pada zaman Abu bakar.

4. Pendapat Schwally yang menyatakan bahwa hanya 2 orang daari Qurra yang meninggal pada perang Yamamah adalah salah dan keliru,Diperkirakan kurang lebih 600-700 orang muslim meninggal pada perang tersebut.dari kalangan Muhajirun dan Anshor.

5. Adanya penyerahan Suhuf dari Abu bakar kepada Umar ini menunjukkan bahwa Mushaf tersebut bukanlah milik pribadi

6. Adanya kerja sama anatara Zayd ibn Thabit dengan para sahabat.

7. Musha yang di himpun oleh Abu bakr memang belum mengikat namun bukan karena perbedaan Qiraah yang tajam, melainkan adanya motivasi karena para Qurra banyak yang meninggal.
Ringkasan Mushaf-Mushaf  Pra-Uthmani

Jeffery berpendapat dengan banyaknya mushaf yang berada pada Mushaf pra Uthman menunjukkan bahwa pilihan Utsman terhadap tradisi teks Madinah tidak berarti pilihan terbaik, menurut Jeffery ini disebabkan karena “kita tidak pernah mengetahui dengan yakin yang mana teks terbaik kecuali sesuatu yang tidak diduga terjadi dan kita menemukan bagian dari teks tandingan yang dapat dipertimbangkan. Koleksi berbagai varian yang masih bertahan dari mushaf-mushaf lama adalah satu-satunya cara yang membentuk penilaian lagi mengenai jenis teks yang mushaf-mushaf lama presentasikan”. 
Mushaf-mushaf tersebut oleh Jeffery disebut  dengan istilah mushaf tandingan (rival codices). Menurutnya mushaf tersebut berjumlah 28 yang terdiri dari 15 mushaf primer dan 13 mushaf sekunder. Jeffery berusaha untuk mengeksplorasi berbagai kandungan mushaf tandingan tersebut, dengan mengedit manuskrip kitab Al-Masahif  karya Ibn Abi Daud Sulaiman Al- Sijistani (316 – 682 M) serta berbagai buku tafsir, bahasa, adab dan qira’ah. Diambilnya kitab Al-Masahif  sebagai alat untuk merekonstruksi mushaf-mushaf tandingan dengan alasan bahwa kitab tersebut merupakan satu-satunya kitab yang masih survive dan memuat berbagai mushaf pra Uthmani. 
Sanggahan terhadap pernyataan Jeffery tersebut :
Jeffery dalam menghimpun berbagai varian bacaan tidak mencantumkan sanad sama sekali sehingga qiraah yang disebutkan sukar untuk diketahui sumbernya. Padahal Al-Sijistani sendiri menyatakan qira’ah yang ada tidaklah berarti itu mushaf, apalagi disebut sebagai mushaf tandingan.
Mushaf-mushaf yang dianggap Jeffery sebagai mushaf tandingan sebenarnya memiliki berbagai masalah oleh sebab itu mushaf-mushaf tersebut tidak sederajat dengan Mushaf Uthmani.
Berikut Mushaf-mushaf yang disebut sebagai mushaf tandingan oleh Jeffery :
1.        Mushaf Abdullah Ibn Mas’ud
Kritikan Jeffery terhadap Mushaf Uthmani setelah mengedit Mushaf Ibn Mas’ud
1.      Sikap Ibn Mas’ud yang menolak menyerahkan mushafnya dan marah karena Uthman lebih memperioritaskan teks standar yang disusun oleh Zayd ibn Thabit dan tidak masuknya beliau ke dalam tim kodifikasi.
                  Bantahan terhadap pernyataan Jeffery :
a)        Jeffery tidak mengungkap secara utuh atas sikap Abdullah Ibn Mas’ud, karena dalam kitab yang menjadi referensi Jeffery menyebutkan bahwa Ibn Mas’ud mengkoreksi pendapatnya dan setuju dengan Uthman dan beliau menyesal dan malu atas sikapnya itu.
b)        Ibn Hajar Asqalani berpendapat atas tidak masuknya Ibn Mas’ud kedalam tim kodifikasi disebabkan Ibn Mas’ud pada saat itu tidak berada di Kufah dan Uthman pada saat itu terdesak untuk membentuk tim kodifikasi itu di Madinah.
      
2.      Al-Fatihah bukan bagian dari Al-Qur’an. Jeffery berpendapat :
a)           Al-fatihah hanyalah do’a yang diletakkan di depan dan dibaca sebelum membaca Al-qur’an.
b)          Pendapat ini tidak hanya berasal dari kalangan sarjana barat tapi juga muncul dari kalangan muslim seperti Abu Bakar Al-Asamm (313 M) seperti yang dikutip oleh Fakhr al-Din al-Razi
c)           Hal senada diungkapkan oleh kelompok Syiah yang terdapat dalam kitab Tadhkirat al-A’immah karya Muhammad Baqir Majlisi.

Bantahan atas pendapat Jeffery :
a)           Jeffery mengutip pendapat yang sangat marjinal untuk menjustifikasi pendapatnya. Padahal al-Razi sendiri mengakui bahwa al-Fatihah adalah bagian dari Al-Qur’an dengan nama lainnya Al-Asas. Bahkan al-Razi menyangkal kalau Abdullah Ibn Mas’ud mengingkari al-Fatihah sebagai bagian dari Al-Qur’an.
b)          Pendapat Jeffery sangat lemah karena al-Fatihah adalah surat yang paling sering dibaca dan bagian yang integral dari setiap rakaat sholat.
c)           Al-Baqillani menyimpulkan bahwa Ibn Mas’ud tidak pernah menyangkal al-Fatihah dan juga surat al-mu’awwidhatayn adalah bagian dari Al-qur’an atau orang lain yang salah dengan mengatasnamakan Abdullah Ibn Mas’ud.

3.      Jeffery menganggap surat al-Nas dan al-Falaq tidak termasuk dalam Al-qur’an

Pendapat tersebut tidak benar karena :
a)           Pendapat murid-murid Ibn Mas’ud meriwayatkan Al-qur’an dari Ibn Mas’ud secara keseluruhan sebanyak 114 surat hanya Asim yang meriwayatkan berbeda
b)          Jeffery sendiri yang mengakui terdapat dua versi dalam mushaf Ibn Mas’ud yaitu Ibn Nadim di dalam Fihrist dan al-Suyuti di dalam Itqan. Kedua versi tersebut berbeda baik dari sisi jumlah surat maupun susunan suratnya, sehingga tidaklah tepat untuk menganggap bahwa mushaf Ibn Mas’ud adalah rival apalagi sederajat dengan mushaf Uthmani.
c)           Seandainya surat al-Naas dan al-Falaq bukan bagian dari Al-qur’an, niscaya banyak riwayat akan muncul yang membenarkan fakta tersebut. Namun riwayat tersebut tidak ada.

2.        Mushaf Ubay Ibn Ka’ab

Jeffery berpendapat Mushab Ubay Ibn Ka’ab memiliki banyak persamaan dengan Mush’af Ibn Mas’ud dan mengandung dua surat ekstra yaitu al-Hafd dan al-khala

Sanggahan terhadap pendapat Jeffery :
a)         Mushaf Ubay dengan Ibn Mas’ud terdapat perbedaan diantaranya
¨    Mushaf Ubayy mencantumkan surat Al-fatihah, surat al-Naas dan surat al-Falaq sedangkan Mushaf Ibn Mas’ud tidak
¨    Susunan surat dan ragam bacaannya berbeda
¨    Mushaf Ubayy kurang berpengaruh dibanding Mushaf Ibn Mas’ud
b)        Riwayat yang menyebutkan bahwa Mushaf Ubayy mengandung dua surat ekstra; al-Hafd dan al-Khalla adalah palsu. Karena bersumber dari Hammad ibn Salama. Hammad meninggal pada tahun 167 H sedangkan Ubay pada tahun 30 H. Jadi paling tidak ada gap, dua sampai tiga generasi antara meninggalnya Hammad dan Ubayy. Jadi hal ini tidak mungkin bisa meriwayatkan langsung dari Ubayy
c)         Catatan di dalam mushaf tidak seharusnya bermakna itu adalah mushaf Al-Qur’an. Karena untuk menetapkan apakah teks tersebut Al-qur’an atau bukan, bukan ditetapkan berdasarkan kepada manuskrip yang illegal dan tidak dapat  disahkan.

3.        Mushaf Ali Ibn Abi Thalib

Bantahan terhadap Jeffery yang menganggap Mushab Ali Ibn Abi Thalib sebagai mushaf tandingan :
1.      Jeffery sendiri mengakui terdapat perbedaan pendapat dalam Mushaf Ali Ibn Abi Thalib. Perbedaan itu muncul karena ada yang berpendapat bahwa Mushaf Ali disusun berdasarkan kronologis, dan ada pula yang berpendapat bahwa surat-surat yang ada di dalamnya disusun menjadi tujuh kelompok.
2.      Pada saat Ali menjadi khalifah keempat tentunya ini kesempatan Ali untuk merubah Mushaf Uthmani, namun itu tidak dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa Ali menyetujui Mushaf Uthmani
3.      Pada saat perang Siffin, pengikut Muawiyyah yang keadaan terdesak mengangkat Mushaf Uthmani sebagai tanda genjatan senjata
4.      Pernyataan Jeffery yang menyatakan persetujuan Ali terhadap kanonisasi yang dilakukan Uthman dengan mengatakan “ Seandainya ia belum melakukannya, maka aku yang akan membakarnya”.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Daftar Menu